Alamak, bagaimana mungkin membuang sauh saat harus berlabuh (?)

Hidup berputar, dan berkesempatan bertemu dengan banyak orang|
Istimewa pula  kenal dekat denganmu|
Tapi seperti kataku|
"Orang-orang istimewa tak selalu dia yang membuatmu tersenyum,
orang-orang spesial bisa jadi dia yang paling sering membuat air mata menetes"|

Salahnya ketika semua menjadi dipaksakan tanpa pengertian|
Kacaunya, ketika kita ingin bersama dalam tujuan yang belum sama|
Pernah tidak kau berpikir demikian?|

Damai itu seperti apa ya?|
Seperti semua keinginanmu yang selalu ingin terkabul?|
Tidak!|
Seperti anggukan atas permintaanmu?|
Juga bukan!|
Seperti permohonan maaf mereka yang membuatmu tidak bahagia?|
Jangan!|

Damai itu bukankah ketika kita saling memahami dan memberi hati?|
Damai itu bukankah ketika  kita "saling" memaafkan dan menyayangi lagi?|
Damai itu bukankah senyum ikhlas dari hati yang mengalah?|
Atau seperti apa?|

Fatal ketika kita membuang sauh,
di saat kita harusnya berlabuh.|
Mengapa kita sering memaksakan hal-hal yang "ingin" bukan yang "butuh"?|

Tidakkah sebenarnya kita sama-sama jenuh dengan kesalahan?|
Banyak dan akan semakin banyak tanya ketika kita berjalan dalam keremangan|

Lama-lama aku berpikir untuk memilih menjauh, apa itu benar?|
Alamak, kita sedang termakan keegoisan.|

Ketika kau menginginkanku dengan cara yang membuatku jengah.|
Say bye bye saja ya seperti lagu Raisa|